Friday, February 21, 2014

Unpredictable Letter #Sheet 3

Kepercayaan Bapak dan Mae sangat besar, jadi aku peringatkan jangan pernah macam-macam soal kepercayaan ini. Apa kamu paham apa yang aku maksud dengan kepercayaan ini?
Kepercayaan bahwa kita sebagai dua anak perempuaannya tak akan berbuat macam-macam, apalagi membuat keduannya menanggung malu dunia akhirat, dosa dunia akhirat. Kamu tahu kan maksudku?
Hati-hati dengan pergaulan, seharusnya setelah mondok kamu tahu mana cowok yang benar-benar baik dan mana cowok yang bertopeng kebaikan tapi sebenarnya bejat dan kurang ajar. Aku saja tahu tanpa harus mondok, :P Jangan dengan mudah memberikan nomor hape pada cowok-cowok dunia maya, atau cowok-cowok nyata yang berkeliaran di dunia maya kalau tujuan mereka tidak jelas. Apalagi menawarkan sendiri nomormu pada mereka, dan satu lagi apalagi meminta nomor mereka dengan alasan ingin berteman atau berkenalan. Hindari tujuan yang tidak jelas ! Ingat itu !


Sms-sms sepele macam “pagi, lg apah?”, “aku kangen kamu”, “aku cinta kamu” itu semua sampah kalau kamu mau tahu. It’s bullshit -_- Membuang waktu, mending buat nambah hapalan, ikut spec, ngerjain PR, tilawah, atau nyuci. Membuang pulsa, mending buat telepon Bapak, Mae, atau aku. Kamu udah gede, aku berharap kamu paham maksudku. Gak cuma bisa smsan sama orang-orang gak jelas, kan? Kalau kamu takut masalah jodoh, berarti kamu tidak percaya dengan janji Allah.
“Perempuan-perempuan yang keji untuki laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula).”  
[An-Nuur:26]

Kamu mau dapat jodoh yang baik atau yang keji? Kalau seorang cowok masih mengajak kamu smsan gak jelas bahkan walaupun dia seorang santri, berarti dia cowok yang belum baik. Apalagi sekelas Wono, Yogas, Idun, siapalagi? Ahh, mereka perlu dirukyah dulu. :D
Bilang juga tuh sama Iqoh, dia bisa dapat yang lebih baik dari cowok yang sekarang.
Lihat agamanya, bukan berarti hanya cukup dia seorang muslim, tapi seorang muslim yang mukmin dan ihsan. Tapi, yang paling penting adalah bagaimana kamu memantaskan diri, kalau kamu mau dapat yang ‘keren’, kamu juga harus memantaskan diri jadi orang ‘keren’. Pasangan kita itu cerminan diri kita.
Intinya : mending bikin cerpen daripada smsan gak jelas apalagi, PACARAN ! Say NO to PACARAN ! Say No to HTSan ! Aku tidak menyuruhmu percaya padaku karena itu musyrik, tapi percayalah pada apa yang aku tulis. Aku sudah banyak mengamati. ;)


Pesan orang tua udah, pergaulan udah, nah… ada lagi ini. About your hijab.
Aku bersyukur kamu tetap memakai kerudung ketika berada di rumah, karena aku kadang melihat ada anak pesantren yang gayanya on-off, kayak lampu. Di pondok pakai, di rumah lepas. Persisi seperti kita, aku dan kamu dulu saat SMK dan SMP. Bersyukurlah, Allah memberi kita petunjuk, mendekatkan kita dengan orang-orang baik. Jangan sampai kita kecolongan lagi saat di rumah, terlihat auratnya oleh yang bukan siapa-siapa kita. Ada satu ayat lagi tentang ini, let see it, yang terjemahannya:
“Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memlihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laku mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan…” [An-Nuur:31]

Walaupun, aku masih kurang sreg dengan jenis kerudung yang kamu dan teman-teman di pondok pakai. Menerawang dan kadang memperlihatkan beberapa helai rambut yang dikuncir, atau diponi. Yah, coba beranikanlah bertanya pada ustadzahmu di sana sekali waktu. Semua orang berproses, termasuk aku dan kamu. Jadi, ayo berproses bersama-sama menjadi lebih baik dalam memakai hijab kita, pelajari dan pahami lagi makna hijab, jilbab, kerudung, dan teman-temannya. Mungkin, saat kamu milad aku bisa memberi hadiah kerudung bahan tebal atau sekalian tipis tapi dobel, hehehe… doakan saja rezekiku lancar. Kita berproses bersama-sama, saling mengingatkan, saling menyemangati, saling menguatkan, OK?

I will be there for you J

0 komentar:

Post a Comment

 

Block Note Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template